e book
Hikayat Pocut Muhammad
Hikayat Pocut Muhammad ini semula berasal dari sebuah naskah koleksi Museum Banda Aceh yang kemudian disunting oleh Drs. Ramli Harun. Secara ringkas hikayat ini mengisahkan keadaan Negeri Aceh pada masa pemerintahan Raja Muda, putera pertama Sultan Alaudin. Raja Muda mempunyai adik tiga orang, yaitu Pocut Keling, Pocut Sandang dan Pocut Muhammad. Pada masa pemerintahan Raja Muda, keadaan negeri sangat kacau. Hukum dan adat tidak terpelihara, Bajak laut merajalela, bahkan ada sebagian orang berpendapat bahwa pada waktu itu di Aceh tidak ada hukum lagi.
Keadaan negeri yang tidak menentu dan kacau balau itu sebenarnya disebabkan ulah seorang keturunan Arab bernama Jamaloialam yang berkuasa di Gampong Jawa. Melihat kepemimpinan Raja Muda yang lemah, Pocut Muhammad tidak senang. Ia melihat negeri seolah-olah dikuasai oleh dua orang: Raja Muda berkuasa di Keraton dan Jamaloialam berkuasa di Gampong Jawa.
Dengan dukungan kedua kakaknya, Pocut Keling dan Pocut Sandang, maka Pocut Muhammad berniat menyerang Gampong Jawa. Rencana ini diketahui oleh Raja Muda sehingga adiknya diingatkan akan pesan ayahnya agar tidak menyerang Jamaloialam. Selain itu Raja Muda juga melarang semua hulubalang membantu Pocut Muhammad. Dalam upaya mewujudkan cita-citanya itu, Pocut Muhammad mencari dukungan rakyat. Ia berkeliling ke beberapa negeri di Aceh. Pocut Muhammad banyak mendapat dukungan dari tokoh-tokoh di daerah-daerah yang ia kunjungi. Upaya dan perjuangan Pocut Muhammad inilah yang mengisi lembar demi lembar kisah dalam buku ini.
Dilihat secara sepintas, tema yang terkandung dalam Hikayat Pocut Muhammad merupakan tema yang banyak dijumpai pada hikayat yang lain, yaitu tema kepahlawanan. Jika disimak dengan saksama ada beberapa hal yang patutu diungkapkan dari hikayat ini, yakni (1) keberanian Pocut Muhammad untuk mengubah
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain